Fotografer Komersial

DSC_1069e.jpg

Menjadi fotografer komersial itu bisa dikatakan gampang-gampang susah. Mengapa demikian? Semua berawal dari keinginan client yang berbagai macam dan terkadang kesemua keinginan harus dapat dipenuhi. Terkadang client kita tidak terlalu mempedulikan alat apa yang kita gunakan, teknik apa yang kita kuasai, dan hal-hal teknis lainnya. Wajar saja, mereka menggunakan jasa kita untuk hasil yang bagus dan maksimal dan sudah jadi tanggung jawab sang fotografer lah untuk memenuhi keinginan client-nya.

Teringat saat itu, 30 Januari 2017, saya dipercaya oleh BRILife untuk menjadi fotografer utama melalui IDEX Creative Management yang juga menyediakan studio terbaiknya. Kebutuhan BRILife saat itu adalah untuk pembuatan brosur produk asuransi yang akan digunakan di seluruh Indonesia. Hal ini tentu membuat saya dan tim bekerja keras untuk hasil terbaik client kami.

BEKERJA DENGAN TIM

DSC_1070e.jpgMas Nafal menyortir foto-foto yang sudah ada.

Tentu seorang fotografer membutuhkan tim kerja untuk mempermudah segalanya. Tidak akan mungkin seorang fotografer profesional bekerja sendiri dalam proses pemotretan. Kala itu saya dibantu oleh tim hebat dari IDEX Creative Management, yaitu mas Nafal sebagai director dalam sesi foto tersebut, bang Haled sebagai lightning-man sekaligus editor foto post productions, mas Robi pada video dan animasidan beberapa tim lain termasuk istri saya sebagai makeup artist untuk membantu talent yang ada untuk siap dan tampil prima saat sesi pemotretan.

DSC_1086e.jpg

Persiapan dimulai sejak pukul delapan pagi. Dimulai dari merias talent yang sudah datang lebih awal. Pihak BRILife pun turut hadir dalam sesi pemotretan ini. Sebuah hal yang sangat wajar bagi seorang client untuk turut hadir dan mengawasi berlangsungnya sesi pemotretan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan waktu yang ada. Karena, banyak kita tahu bahwa revisi adalah suatu hal yang terkadang cukup mengerikan bagi pekerja kreatif seperti saya ini. Jadi, akan lebih baik jika terjadi revisi langsung pada saat sesi foto yang otomatis menghemat waktu dan kedepannya tidak perlu ada revisi pemotretan, cukup revisi dalam proses editing saja.

BANGUN PERCAYA DIRI

Satu hal yang perlu dimiliki oleh seorang fotografer adalah rasa percaya diri. Hal ini akan sangat membantu dalam proses pemotretan yang tentunya akan sangat berpengaruh pada hasil akhir, ya di luar tools yang dia gunakan.

MENGUASAI TEKNIK FOTOGRAFI

Banyak orang yang terkadang terlalu overconfident dalam mengambil sebuah tugas tapi tidak didukung dengan penguasaan teknik. Hal ini akan mengakibatkan hasil fotonya terlihat biasa-biasa saja, mungkin terlalu gelap (under exposure), mungkin terlalu terang (over exposure), dan yang paling parahnya ya hasilnya blur.

Maka dari itu dari awal saya selalu belajar dan terus belajar dengan sesama fotografer, termasuk adik saya, http://www.fakhrianindita.com, untuk memperkaya ilmu dan wawasan saya dalam proses fotografi.

Jika Anda ingin belajar tapi tidak tahu dimana dan dengan siapa, silakan cari forum-forum fotografi yang banyak memberikan ilmu atau bisa belajar melalui youtube untuk tutorial praktis dalam fotografi bahkan sampai sinematografi.

Dan satu hal, jika Anda punya ilmu, jangan pelit-pelit juga dengan orang lain ya. Hehehe..

PERALATAN YANG TEPAT

Disamping keahlian seorang fotografer tentu harus didukung oleh peralatan yang juga mendukung hasil fotonya. Untuk pemotretan brosur ini, saya menggunakan kamera Nikon D750 dan lensa prime AF-S 28mm untuk menghasilkan gambar yang sangat baik, dari segi dimensi hingga warna pada kulit yang sesuai dengan aslinya.

Namanya di studio, tentu membutuhkan lampu dan flash yang cukup. Saat itu saya menggunakan 1 Jinbei Continuous sebagai cahaya utama, dan menggunakan 2 Elinchrom, 1  untuk cahaya samping talent,  1 lahi untuk backlight guna menghindari adanya bayangan pada background.

MEMAHAMI TUGAS

DSC_1102e.jpg

Seorang fotografer pun juga harus mengetahui tugas-tugasnya. Kapan harus memulai dan kapan harus menyudahi. Didampingi director, saya juga selalu berkoordinasi dengannya untuk mengetahui apakah sudah memenuhi keinginan sang client. Jika memang belum, tentu saya harus mengambil ulang dan mengatur kembali para talent yang masih berada di lokasi pemotretan.

dsc_1130esaya sedang memotret dan juga merangkap jadi model juga lho.. hahaha..

Disaat pemotretan selesai selalu akan diikuti oleh proses pengambilan video untuk kebutuhan promosi dari client. Tentu saya harus segera berpindah tempat untuk memberi kesempatan mas Robi, sang videografer, untuk mengambil gambar untuk kebutuhan animasi nanti.

dsc_1170e

Tidak ingin berdiam saja, saya segera mengambil secondary camera saya untuk mengambil gambar Behind the Scene (BTS). Sudah merupakan favorit saya untuk mengambil gambar BTS. Seperti pada blog ini, semua foto yang saya tampilkan adalah BTS semua. Untuk hasil foto pada brosur, nanti bisa Anda lihat di BRILife kota Anda, jika sudah selesai.

DSC_1081e.jpg

Jadi, mungkin saya hanya bisa berbagi pengalaman saya saja. Ini bukan berupa tips tapi mudah-mudahan bisa memberikan semangat berjuang dalam industri kreatif. Semoga bermanfaat.

Leave a comment